Jumat, 28 Juni 2013

PENINGKATAN PENGUASAAN ILMU SOSIAL MELALUI IMPLEMENTASI SKENARIO PEMBELAJARAN BERDASARKAN KBK DI KELAS 6 SDK ALETHEIA MATARAM

PENINGKATAN PENGUASAAN ILMU SOSIAL MELALUI
IMPLEMENTASI SKENARIO PEMBELAJARAN BERDASARKAN
KBK DI KELAS 6 SDK ALETHEIA MATARAM
Nyoman Suarta*)
Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) memperoleh model implementasi skenario pembelajaran Ilmu Sosial (IS) sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), (2) memperoleh model evaluasi yang komprehensif dengan memperhatikan aspek pengetahuan, sikap, dan psikomotor berdasarkan kompetensi dasar IS. Dalam penelitian ini dilakukan lima tindakan dalam bentuk siklus selama tujuh bulan efektif. Setiap siklus memiliki empat tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi dan evaluasi. Hasil akhir pada refleksi dan evaluasi siklus pertama digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pada siklus kedua dan seterusnya sampai dengan siklus kelima. Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi skenario pembelajaran IS sesuai dengan KBK yang ditandai dengan adanya penyusunan dan penerapan skerario pembelajaran yang telah memenuhi unsur keterlibatan aktif siswa, aktivitas belajar yang variatif, dan pelibatan sumber belajar. Terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam penguasaan kompetensi dasar IS, yang diukur dengan menggunakan evaluasi pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara komprehensif/integratif berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Kata Kunci: Skenario pembelajaran kompetensi dasar Ilmu Sosial, kurikulum berbasis kompetensi, strategi implementasi.

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SEMARANG
Sri Hardjo dan Badjuri
(UPBJJ UT Semarang)

Pendahuluan
     Proses belajar mengajar di sekolah bersifat sangat kompleks, karena di dalamnya terdapat aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis. Aspek pedagogis merujuk pada kenyataan bahwa belajar mengajar di sekolah terutama di sekolah dasar berlangsung dalam lingkungan pendidikan dimana guru harus mendampingi siswa dalam perkembangannya menuju kedewasaan, melalui proses belajar mengajar di dalam kelas. Aspek psikologis merujuk pada kenyataan bahwa siswa yang belajar di sekolah memiliki kondisi fisik dan psikologis yang berbeda-beda. Selain itu, aspek psikologis merujuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri sangat bervariasi, misainya: ada belajar materi yang mengandung aspek hafalan, ada belajar keterampilan motorik, ada belajar konsep, ada belajar sikap dan seterusnya. Adanya kemajemukan ini menyebabkan cara siswa belajar harus berbeda-beda pula, sesuai dengan jenis belajar yang sedang berlangsung. Aspek didaktis merujuk pada. pengaturan belajar siswa oleh tenaga. pengajar. Dalam hal inipun, ada. berbagai prosedur didaktis. Berbagai cara mengelompokkan, dan beraneka macam media pengajaran. Guru harus menentukan metode yang paling efektif untuk proses belajar mengajar tertentu sesuai dengan tujuan instruksional. yang harus dicapai. Demikian pula dengan kondisi eksternal belajar yang harus diciptakan oleh pengajar, sangat bervariasi.

PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN AQIDAH-AKHLAQ


PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN AQIDAH-AKHLAQ
(Studi Aplikasi Quantum Teaching di MTs Negeri Mojorejo-Wates)



SKRIPSI




Oleh :
Wilis Rofi'ah
NIM. 01140034










JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MALANG
2006

HALAMAN PERSETUJUAN

PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BABAT LAMONGAN

PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BABAT LAMONGAN



SKRIPSI


Disusun Oleh :
Abdul Rosyid

Panduan Penilaian Portofolio

RUBRIK PENILAIAN PORTOFOLIO

1.   Kualifikasi akademik
Ijazah
Relevansi
Skor
S1 / D4
(tanpa melalui Diploma)
Kependidikan sesuai bidang studi (mapel)*
150
Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) mimiliki Akta Mengajar
150
Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang studi (mapel)**
140
Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel)
130
Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi (mapel)
120
Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi memiliki Akta Mengajar
120
Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi
110
Post Graduate Diploma
Sesuai bidang studi
80
Tidak sesuai
50
S2
Kependidikan sesuai bidang studi (mapel)
175
Kependidikan sesuai dengan  rumpun bidang studi (mapel)
160
Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel)
160
Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi
145
Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi
130
S3
Kependidikan sesuai bidang studi (mapel)
200
Kependidikan sesuai dengan  rumpun bidang studi (mapel)
180
Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel)
180
Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi
160
Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi
140

Catatan:
  * Untuk mata pelajaran produktif di SMK, program keahlian analog dengan bidang studi (mapel)
** Untuk mata pelajaran produktif di SMK, bidang keahlian analog dengan rumpun bidang studi
S1, S2, atau S3 yang kedua dan seterusnya diperhitungkan dengan skor 25% dari skor yang ditetapkan

contoh Out line Penelitian

OUT LINE PENELITIAN
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGAJUAN
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I                         : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.    Batasan Masalah
D.    Tujuan Penelitian
E.     Metodologi pengumpulan Data
F.     Metodologi pengolahan Data
G.    Sistematika Penelitian
BAB II            : MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA
a.       Teori Gujarat
b.      Teori Makah.
c.       Teori Persia.

BAB III : MASUKNYA ISLAM DAN CARA BERDA’WAH WALISONGO DI PULAU JAWA
a.      Walisongo merupakan organisasi dakwah
1)      Pemimpin walisongo.
2)      Pembagian wilayah kerja dewan walisongo.
3)      Tujuan Dewan Da’wah walisongo.
4)      Metode Da’wah Dewan walisongo.
5)      Tugas dan Tanggung jawab serta bidang kerja dewan walisongo.
6)      Program kerja walisongo.
7)      Musyawarah dan sidang dewan walisongo   
A.    Walisongo, kepribadian dan riwayat hidupnya
1.      Maulana Malik Ibrahim
2.      Sunan Apel
3.      Sunan Giri
4.      Sunan Bonang
5.      Sunan Drajat
6.      Sunan Ngudung dan Sunan Kudus
7.      Maulana Abdul Jalil (Syeh Siti Jenar)
8.      Sunan Gunung Jati
9.      Sunan Kalijaga
10.  Sunan Muria

BAB IV :  ANALISI DATA
A.    Deskripsi data
Bab V  kesimpulan dan Penutup
A.    Kesimpulan
B.     Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


contoh matrik 23

  Lampiran: I

 
                                                                                                                         MATRIK PENELITIAN

Judul
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Sumber Data

Metode Penelitian

Rumusan Masalah
Kontribusi Pondok Pesantren Dalam Pembinaan Pendidikan (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hasyimi Sukosari Tamanan Bondowoso)
1.       Kontribusi Pondok Pesantren





2.       Pembinaan pendidikan
One.            Dalam Bidang Keagamaan


Two.           Dalam Bidang Sosial



One.            Jalur Pendidikan Sekolah



Two.           Jalur Pendidikan Luar Sekolah
1.    Aqidah
2.    Ibadah
3.    Akhlak

1.    Kemasyarakatan
2.    Kesejahteraan



1.   Madrasah Ibtidaiyah
2.   Madrasah Tsanawiyah
3.   Madrasah Aliyah

1.   Madrasah Diniyah
2.    Majlis Taklim
1. Responden
One.      Kyai
Two.     Pengurus
Three. Ustadz
Four.    Santri


2. Informan
One.      Masyarakat
Two.     Depag


3.      Dokumentasi

4.      Kepustakaan
1.      Areal Penelitian Pondok Pesantren Al-Hasyimi

2.      Penentuan populasi dan sampel (purposive sampling)

3.      Metode pengumpulan data:
One. Observasi
Two.                        Interview
Three.                     Dokumentasi

4.      Metode Analisa Data:
Menggunakan analisa data Reflektif Thinking
1.      Pokok Masalah
Bagaimana Kontribusi Pondok Pesantren Al-Hasyimi dalam Pembinaan pendidikan
2.      Sub Pokok Masalah
One. Bagaimana Kontribusi Pondok Pesantren Al-Hasyimi dalam bidang keagamaan
Two.                        Bagaimana Kontribusi Pondok Pesantren Al-Hasyimi dalam bidang sosial
Three.                     Bagaimana Kontribusi Pondok Pesantren Al-Hasyimi dalam pembinaan pendidikan Jalur sekolah
Four.                        Bagaimana Kontribusi Pondok Pesantren Al-Hasyimi dalam pembinaan pendidikan Jalur luar sekolah



MAKNA ADIL

MAKNA ADIL

( Menurut Ahmad Aziz Fanani dari hasil pencarian data dan informasi )


Sebagian besar orang mendefenisikan kata ADIL adalah suatu sikap yang tidak memihak atau sama rata, tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang, tidak ada pilih kasih dan masih banyak lagi persepsi yang lainnya.
Ada juga yang berpendapat Adil mempunyai pengertian menempatkan sesuatu pada tempatny sesuai dengan porsi dan kapasitasnya dalam berbagai hal.
Ada juga yang berpendapat kata adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang perilakunya sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku. Dalam Al Quran, kata ‘adl disebut juga dengan qisth (QS Al Hujurat 49:9)
Artinya :   Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil.

Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama.




Rabu, 26 Juni 2013

MOTTO

MOTTO



عن ا بن عمرعن النبى صلى الله عليه وسلم انه قال على المرء المسلم السمع  والطاعة فيما احب و كره الا ان يؤمر
 بمعصية فإن أمر بمعصية فلا سمع  ولا طاعة
 (رواه البخارى ومسلم)



 Dari Ibnu ‘Umar r.a., dari Nabi SAW. Sabdanya : ”Setiap muslim wajib patuh dan setia terhadap pemimpin, disukai atau tidak disukainya, kecuali bila dia diperintah melakukan maksiat. Jika dia diperintah melakukan maksiat dia tidak perlu patuh dan setia”.

(H.R. Bukhari dan Muslim)[1]






















[1] Ma’mur Daud, Terjemah Hadits Sahih Muslim, (Jakarta: Widjaya, 1993), hlm. 20

MEKANISME KERJA PENGELOLA SEKOLAH

MEKANISME KERJA PENGELOLA SEKOLAH