|
2014
|
|
[Perilaku Konsumen]
David Wahyudi S.Pd.I
130820101023
Tugas
Haraian
|
[pengaruh sikap dan perilaku
dan
DIAGNOSIS PERILAKU PROSES KEPUTUSAN]
magiter manajemen
universitas negeri jember
2014
|
PENGARUH SIKAP DAN PRILAKU
MENJADIKAN KISMIS “POPULER”
Salah
satu kampanye iklan aling mengesankan dalam siaran radio dan televisi pada
tahun 1986 adalah iklah televisi California Raisin Advisory Broard yang
menggambarkan kismis sedang menari dengan diiringi music klasic marfin gaye “
heard it thought the grapevine”. Ide semula dari kampanye tersebut adalah untuk
meningkatkan daya tarik produk bersangkutan dengan menekankakn manfaat gizi
pada produk tersebut (kismis). Pendekatan ini sangat masuk akal mengingat
kecenderungan kea rah kesadaran yang lebih besar akan pentingnya kesehatan yang
telah melanda Negara amerika selama dasawarsa terakhir atau lebih.
Namun,
penelitian sudah menyingkapkan bahwa konsumen sudah menyadari sifat gizi
kismis. Misalnya adalah konsumen memandang kismis bukan sebagai makanan yang
menarik dan biasah saja. Alan canton selaku manajer iklan dalam hal ini sudah
menyadari bahwa dalam hal gizi, kismis memang menarik. Namun secara emosional
kismis tidak menarik. Di harapkan bahwa perasaan yang di bangkitkan oleh music
ini untuk menutupi keterbatasan ini.
Apakah
iklan ini akan berhasil? Sebelum kampanye, penjualan kismis berfluktuatif
antara datar dan menurun. Penjualan melonjak 5% sesudah kampanye dimulai.
Mempengaruhi sikap dan prilaku konsumen ini adalah salah satu tugas yang
mendasar namun menantang yang dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan menanamkan
miliyaran dolar tiap tahun dalam usaha untuk memodifikaksi atau mengukuhkan
cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak di dalam pasar. Akibatnya,
mengetahui bagaimana cara mempengaruhi sikap dan prilakukonsumen merupakan
salah satu dari keterampiulan paling berharga yang dimiliki oleh seorang
pemasar.
PERSUASI
MELALUI KOMUNIKASI
Komunikasi
pemasaran, entah dalam bentuk iklan, “nada suara” seorang wiraniaga, brosur
ditempat penjualan, atau pengemasan produk, menggambarkan sarana signifikan
untuk membujuk konsumen. Proses yang mendasari dampak persuasive dari
komunikasi. Di jabarkan dalam “pemprosesan informasi” dan “pembelajaran”. Akan
tetapi sedikit perhatian yang telah diberikan pada pengertian bagaimana
persuasi dapat bergantung pada unsure tertentu dari komunikasi, dari sumber,
jenis, klaim, dan seterusnya.
Model
Kemungkinan Elaborasi Dari Persuasi
Menurut
Model Kemungkinan Elaborasi (KME) yang dikembangkan oleh petty dan cacioppo, pengaruh
yang ditimbulkan oleh pelbagai unsure komunikasi akan bergantung pada elaborasi
(yaitu, cara berfikir relevan dengan isu) yang terjadi selama pemrosesan.
Ketika elaborasi tinggi, Rute Sentral
menuju persuasi di ikuti, dimana hanya unsure-unsur pesan itu (yang disebut
argumen) yang relevan dengan pembentukan opini ” bernalar “ yang berpengaruh
sebaliknya, rute peripheral menuju persuasi yang terjadi di bawah tingkat
elaborasi yang rendah sebagai unsure (isarat periferal) yang tidak relevanm
dengan pengembangan opini bernalar menjadi berpengaruh.
EFEK
SUMBER
Walaupun
pemasar tidak dapat langsung mengendalikan respon dari konsumen sewaktu
memproses komunikasi persuasif, mereka dapat berusaha mempengaruhi reaksi ini
melalui unsure tertentu dalam komunikasi. Salah satu aspek seperti ini adalah
sumber pasar.
Anda
mungkin ingat mengenai iklan ENERGIZER
yakni merek battery yang menampilkan jacko seorang atlit dan menjadi
selebriti di Australia. Perangai jacko yang energetik selama iklan ini pastilah
menyempurnakan citra produk yang dimaksut sekaligus meningkatkan kemampuan
pemikat perhatian.
KREDIBILITAS
Prinsip
yang sudah berjalan lama dari persuasi adalah bahwa sumber yang dapat di
percaya biasanya akan memudahkan persuasi. Menurut teori respon kognitif. Kredibilitas
yang lebih besar pastilah menghalangi argument kontra terhadap pesan (pikiran
yang tidak menyokong pesan), yang akan menghasilkan penerimaan yang lebih
besar. Inhibisi atau pengnhalang ini paling menguntungkan di dalam situasi
dimana argumentasi kontra mungkin terjadi, seperti ketika hadirin menentang
posisi yang telah di anjurkan.
Demonstrasi
yang efektif mengenai pengaruh kredibilitas sumber berasal dari penelitian yang
memeriksa bagaimana keahlian seseorang wiraniaga akan mempengaruhi prilaku
pembelian para pem,belanja di toko music, di dalam studi ini, wiraniaga
menannyai pelanggan apakah mereka tertarik untuk membeli barang tersebut produk
pembersih untuk peralatan stereo. Jumlah yang setuju untuk membeli barang
tersebut tergantung pada keahlian yang dibawakan oleh si wiraniaga. Dua per
tiga konsumen membeli barang tersebut ketika wiraniaga beraksi
dengan
penuh pengetahuan mengenai produknya, tetapi hanya sepertiga dari mereka
membeli ketika wiraniaganya mengaku kurang mengenal produknya. Seperti yang
sudah dikemukakan, tingkat pengetahuan akan kelihatan sumber adalahdeterminan
utama dari kredibilitas.
Karakteristik
Sumber Tambahan
Penelitian
memperhatikan persuasi yang lebih besar ketika sumber menarik secara fisik,
disukai, seseorang selebriti, atau samadengan khalayak target. Akan tetapi
ingat bahwa efek seperti ini mungkin paling mungkin terjadi ketika pelanggan
terlibat didalam sedikit elaborasi selama pemprosesan pesan.
EFEK
PESAN
Karakteristik
tambahan dari pesan diluar sumber dapat memainkan peran yang signifikan di
dalam proses persuasi. Yang sangat memnarik disini adalah klaim dan unsure
pelaksanaan yang merupakan bagian dari komunikasi.
Kekuatan
Klaim
Kekuatan
klaim pesan akan menentukan dengan kuat berapa banyak hasil yang terjadi di
bawah rute sentral menuju persuasi. Klaim yang kuat akan menghalangi pikiran
yang negative sementara mendorong pikirang yang positif. Hal yang persis
berlawanan berlaku untuk klaim yang lemah.
Table 1; KLAIM-KLAIM YANG BERADA DALAM
OBYEKTIFITAS DAN VERIFIABILITA
Pencarian
Pengalaman
Kepercayaan
|
Obyektif
|
subyektif
|
· Kami
menawarkan tiga model lemari dari kayu cedar
· Merek
kami tanpa kolesterol
· Tenda
buatan kami menjaga anda tetap kering
· Tes
kami memberikan waktu kepada anda selama 30 menit
· Kami
menginvestasikan $5 miliar dalam jaringan jangka panjang kami
· Pemoles
kami digunakan oleh 77 galeri dan museum terkemuka
|
· Kami
menawarkan koleksi perhiasan yang luar biasa
· Ada
beberapa model yang menarik
· Kami
menawarkan hidangan yang lezat
· Mudah
digunakan dengan hasil professional
· Ban
kami sudah di uji dengan ekstensil
· Anggur
kami difermentasi secara alami
|
Sumber; gary T, ford darlen & smith. Makalah
kerja, American university.
Banyaknya Klaim
Kualitas
dan juga kekuatan atau kualitas klaim yang dibuat didalam sebuah pesan dapat
mempengaruhi persuasi. Petty dan cacioppo mengajukan penalaran bahwa walaupun
kualitas klaim penting sebagai isyarat persuasi dalam rute sentral menuju
persuasi, kualitas mungkin berfungsi sebagai isyarat persuasi pareferal.
Konsisten dengan ini, mereka melaporkan
bahwa variasi dalam banyaknya klaim pesan mempengaruhi hasil ketika pesan
tersebut dip roses dibawah kondisi keterlibatan rendah. Akan tetapi, kualitas
klaim tidak penting ketika pemprosesan pesan terjadi selama keterlibatan
tinggi.
Keberpihakan Pesan
Apa yang mungkin mengejutkan bahwa memasukkan
beberapa klaim yang lemah bersama klaim yang kuat dapat meningkatkan daya
persuasi pesan. Pesan berisi dua (pesan yang memasukkan pro dan kontra)
meningkatkan persepsi akan kebenaran pengiklan dan kepercayaan dibandingkan
pesan berisi tunggal (pesan yang hanya menyajikan pro saja).
Pesan
Kognitif
Klaim
jugadapat bervariasi dalam pemakaian perbandingan merek. Iklan komparatif
sering digunakan oleh merek barang yang berusaha merebut bisnis dari merek yagn
sudah ada. Iklan komparatif juga di gunakan oleh merek yang sudah mapan.
Seperti dibuktikan dengan kampanye iklan yang sudah perang iklan burger dan
cola. Walaupum iklan komparatif diperlihatkan mengalahkan iklan nonkomparatif,
bahkan dalam hal memnghasilkan yang lebih besar. Kenyataan tidaklah selalu
demikian kadang iklan komparatif tidaklah lebih baik atau lebih buruk dimana
dibandingkan versi nonkomparatif.
Pesan
Afektif
Respon
afektif menggambarkan perasaan yangdihasilkan oleh komunikasi. Jenis respon “
panas“ seperti inilah, bukan respon kognirif yang “dingin”, yang ditekankan
oleh apa yang disebut sebagai iklan transformasional (berlawanan dengan
informasional), iklan transformasional berlawanan untuk membuat pengalaman pengakuan
produk lebih kaya, lebih hangat, lebih menggairahkan, dan atau lebih
menyenangkan, dari pada yang diperoleh dari semata-mata dari uraian objektif
mengenai merek yang di iklankan. Iklan ini mentransformasi nilai yang diperoleh dari konsumsi produk
dengan mempengaruhi persepsi konsumen mengenai cirri emosional dan simbolis
produknya.
Sumber: David M,
Zaetlin dan Richard A. Westwood, “measuring Emotional Response”, journal of
advertising Research 26 nov 1986.
Unsur Pelaksanaan
Walaupun
persuasi sering bergantung dari apa yang sudah anda katakana di dalam pesan
anda, cara anda mengatakannya dapat sama, jika tidak lebih, penting dalam
banyak situasi. Oleh karena itu, pelaksanaan pesan dipertimbangkan secara
cermat dalam pengembangan komunikasi yang persuasive. Sebenarnya, unsure
pelaksanaan seperti gambar, suara, warna, dan kecepatan dapat memainkan peranan
yang kritis selama persuasi, khususnya untuk iklan yang dirancang untuk
mendatangkan proses emosional.
Penelitian
juga memperhatikan bahwa pemakaian gambar yang menarik atau tidak menarik
didalam iklan dapat mengubah sikap terhadap produk tanpa mempengaruhi
kepercayaan akan produk. Satu penjelasan akan hasil ini adalah bahwa respon
afektif yang di bangkitkan oleh gambar bersangkutan ditransfer langsung ke
produknya.
PENGARUH
SIKAP TERHADAP IKLAN
Kemampuan
iklan untuk menciptakan sikap yang menyongkong terhadap suatu produk mungkin
sering bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan itu sendiri. Iklan yang
disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang
lebih positif terhadap produk. Ikllan yang tidak disukai mungkin menurunkan
evaluasi produk oleh konsumen. Penelitian memperlihatkan secara berulang-ulang
bahwa sikap terhadap suatu iklan berfungsi sebagai peramal yang signifikan akan
sikap terhadap produk.
EFEK
PENGULANGAN
Penelitian
mengenai efek persuasive dari pengulangan pesan telah menghasilkan seperangkat
temuan yang bebaur. Sebenarnya, literature telah melaporkan bahwa pengulangan
memiliki hubungan yang positif, negatif, nihil, atau U terbalik (sikap
meningkat hingga satu titik, dan di atas itu sikap menurun) dengan persuasi.
Barangkali penjelasan yang paling memberikan harapan mengenai bagaimana
mengulang mempengaruhi persuasi adalah proses modifikasi sikap dua tahap yang
di usulkakn oleh cacioppo dan petty. Pemaparan di yakini dapat memberikan
peluang tambahan kepada orang bersangkutan untuk mengevaluasi posisi yang di
anjurkan oleh pesannya. Begitu orang tersebut telah mengimplikasi pesan tadi
untuk sikapnya, tahap kedua mengambil alih dan kejemuan dengan pesan tersebut
menjadi dominan. Kejemuan ini menurunkan penerimaan pesan.
Peran
kekuatan sebagai pesan moderator efek pengulangasn juga diperlihatkan. Walaupun
penerimaan lebih besar sesudah tiga pemaparan untuk pesan yang menyajikan klaim
yang kuat, penerimaan lebih rendah sesudah tiga pemaparan untuk pesan yang di
dasarkan pada klaim yang lemah. Akhirnya respon yang mencerminkan kejemuan
didapatkannya meningkat intensitasnya dan kekerapannya dengan jumlah
pengulangan yang lebih besar.
PERTIMBANGAN
KONSUMEN
Walaupun
pemasaran dapat meninngkatkan daya persuasi komunikasi mereka dengan menyatukan
campuran yang tepat dari pesan dan unsure sumber, dampak akhir dari kominikasi
apa pun akan bergantung pada bagaimana konsumen merespon terhadapnya. Respon
ini pada gilirannya di bentuk oleh banyak karakteristik konsumen, seperti
motivasi orang bersangkutan dengan pengetahuan pada waktu pemaparan. Akibatnya
karakteristik konsumen pada waktu pemaparan terhadap komunikasi yang persuasive
harus dipertimbangkan dalam merancang komunikasi bersangkutan. Di dalam bagian
ini kita membahas beberapa dari karakteristik konsumen yang lebih penting.
Motivasi
Ada
perbedaan besar sekali dalam motivasional konsumen ketika mereka menerima
komunikasi pemasaran. Kadan konsumen akan merasa termotivasi untuk memproses
dan mengevaluasi secara cermat komunikasi seperti ini. Akan tetapi, cukup
sering tidak demikian halnya, karena konsumen mengabaikan atau mencurahkan
sedikit usaha kognitif selama memproses.
Pentingnya
keadaan motivasional konsumen selama memproses pesan di ilustrasikan pada awal
bab ini melalui penelitian petty, cacioppo dan schumann. Ingatlah ketika subjek
termotivasi dengan lebih kuat untuk memproses iklan (kondisi keterlibatan
tinggi), persuasi bergantung semata-mata pada kekuatan klaim pesan. Akan
tetapi, ketika motivasi ini tidak ada (keterlibatan rendah), status selebriti
dari sipenyokong yang di tonjolkan di dalam iklan menjadi berpengaruh.
Ketergugahan
Ketergugahan
fisiologis (physiological arousal),
yang menggambarkan tingkat kesiagaan seseorang disepanjang suatu kontinum yang
berkisar dari rasa kantuk yang ekstrem sehingga keterjagaan yang ekstrem, dapat
membatasi pemprosesan persuasi. Ketergantungan agaknya memiliki efek memudahkan
dan menghalangi pada jumlah elaborasi selama pemprosesan pesan, sedikit
pemrosesan pesan dapat terjadi ketika orang bersangkutan mengantuk. Oleh karena
itu, tingkat ketergugahan tertentu diinginkan. Namun, kenaikan dalam tingkat
ketergantungan menghasilkan lebih banyak pemrosesan isyarat internal yang
dikirim oleh system saraf, sehingga mengurangi kapasitas kognitif yang tersedia
untuk elaborasi pesan. Pertimbangan ini mengesankan suatu hubungan U terbalik
di antara ketergugahan dan elaborasi. Elaborasi lebih kuat pada tingkat
ketergugahan sedang dari pada ketika ketergugahan sangat rendah atau sangat
tinggi.
Pengetahuan
Seperti
sudah dibicarakan dalam pengetahuan konsumen merupakan determinan utama
perilaku konsumen. Hal yang sama berlaku dalam bidang persuasi. Jika konsumen
berpengetahuan banyak tentang topik persuasi komunikasi. Mereka mampu lebih
baik mmengevaluasi kekuatan dan kelemahan klaim pesan. Konsisten dengan hal
ini, konsumen yang dimiliki banyak pengetahuan terlihat berespon lebih
mendukung ketika isi iklam menjadi lebih teknis. Hal yang persis berlawanan di
amati untuk konsumen yang kurang memiliki pengetahuan.
Suasana
Hati
Satu
lagi karakteristik konsumen yang dapat mempengaruhi persuasi adalah keadaan
suasana hati konsumen pada waktu dihadapkan dengan suatu komunikasi. Suasana
hati merujuk pada perasaan sementara (misalnya, kesedihan, antisipasi) yang ada
pada waktu dan tempat tertentu. Penelitian mengemukakan bahwa suasana hati yang
gembira dapat meningkatkan persuasi, sementara suasana hati yang tidak gembira
mmengurangi persuasi.
Ciri
Kepribadian
Seperti
dapat dilihat dalam kepribadian seorang konsumen dapat pula membentuk
keresponsifannya terhadap komunikasi yang persuasif. Kebutuhan seseorang akan
kognisi, yang menggambarkan kecenderungan individu untuk menjalankan dan
menikmati kegiatan berfikir, adalah salah satu dari ciri kepribadian seperti
ini. Orang-orang dengan skor tinggi pada ukuran dan kebutuhan akan kognisi
lebih dipengaruhi oleh klaim pesan, sementara mereka yang memiliki kebutuhan
rendah akan kognisi memperlihatkan kepekaan yang lebih besar terhadap isyarat
pesan preferensif seperti daya tarik sumber.
PERTIMBANGAN
TENTANG PRODOUK
Sejauh
ini diskusi kita sebagian besar mengabaikan bagaimana karakteristik produk
dapat mempengaruhi strategi persuasi. Akan tetapi, sepertihalnya karakteristik
konsumen sasaran dapat mempengaruhi bentuk dan keefektifan strategi perseuasi,
maka begitu pula halnya bermacam aspek dari produk harus diperhitungkan.
Tahap
Didalam Siklus Produk
Strategin
iklan akan bervariasi menurut siklus hidup suati produk. Pemerolehan kesadaran
dalam uji coba produk merupakan sasaran utama untuk produk baru. Sementara
mengembangkan sikap terhadap merek sangat penting selama tahap-tahap pertumbuhan
maka pemeliharaan atau oengukuhan sikap ini merupakan hal paling pokok ketika
produk mencapai kematangan.
Pengalaman
Dengan Produk
Dampak
komunikasi persuasif akan bergantung pada pengalaman konsumen sesudah
menggunaka produk minuman yang tidak enak dan tidak mungkin dievaluasi secara
menguntungkan untuk tidak peduli beberapa banyak klaim iklan yang dilontarkan.
Akan
tetapi beberapa kasusu konsumen terbatas dalam kemampuan mereka untuk menilai
kinerja produk secara akurat. Dapatkah konsumen benar-benar mengevaluasi
manfaat yang mungkin ditimbulkan dengan penggunaan suatu vitamin setiap hari?
Dan bagaimana kita mengetahui orang-orang yang mereparasi mobil atau TV kita
mengambil keuntungan dari kita dengan mengganti suku cadang yang tidak perlu yang
sebenarnya dalam kondisi yang masih bagus.
Penempatan
Produk
Determinan
utama dalam strategi persuasi adalah penempatan (posisioning) tentu yang diinginkan untuk suatu produk, yaitu apa
citra produk yang ingin diciptakan oleh pemasar didalam benak konsumen? Jawaban
pertanyaan ini akan mendikte secara kuat jenis pesan yang orang gunakan untuk
mempengaruhi konsumen. Suatu produk yang dibangun disekitar penempatan status
akan menggunaka pesan yang sangat berbeda dibandingkan produk yang bersaing
berdasar harga.
Kinerja
Relatif
Perhatian
juga harus doberikan kepada kinerja (performance)
produk dalam hubungannya dengan produk bersaing didalam bidang-bidang yang
menggambarkan penempatan yang diinginkan. Ketika produknya terlihat unggul
dibandingkan pesaing, keuntungan ini dapat menjadi pokok penjualan yang
potensial. Tanpa keunggulan seperti ini, taktik-taktik lain harus digunakan
untuk mengkomunikasikan tawaran produk.
TEKNIK-TEKNIK
MODIFIKASI PERILAKU
Komunikasi
persuasive menggambarkan banyak senjata kecuali satu didalam gudang senjata pemasar
untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Di dalam bagian ini kita
menjajaki beberapa teknik tambahan yang sudah digunakan secara berhasil untuk
memodifikasi perilaku manusia.
DORONGAN
Dorongan
(prompting) tidak lebih dari pada
sekedar permintaan tindakan dari orang bersangkutan. Barangkali setiap orang
yang pernah memesan makanan direstoran sfast-food
pernah menjumpai dorongan. Dorongan mengharuskan konsumen mempertahankan
produknya. Dengan begitu, pembelian produk lebih mungkin terjadi ketimbang jika
produknya tidak pernah dipertimbangkan.
TEKNIK
BANYAK PERMINTAAN
Penelitian
mengesankan banhwa kepatuhan akan permintaan yang “kritis” dapat ditingkatkan
ketika orang lebih dahulu diminta untuk memenuhi permintaan awal. ada dua jenis
utama prosedur banyak permintaan: kaki-di-pintu dan pintu-di-wajah.
Kaki-di-Pintu
Kaki-di-Pintu
(foot-in-the-door/FITD) menggambarkan
suatu tehnik dimana kepatuhan akan permintaan kritis ditingkatkan jika individu
lebih dahulu setuju akan permintaan awal yang kecil. Paradigma ini
diperkenalkan oleh Freedman dan Fredser, yang memeriksa keefektifannya dalam
membuat pemiilik memasang untuk sementara waktu sebuah papan tanda yang besar
dan jelek yang tersembunyi, “berkendaralah dengan hati-hati” di halaman depan
rumah mereka. Mereka mendapat kenaikan besar dalam kepatuhannya atas permintaan
ini diantara mereka yang terlebih dahulu diminta mengerjakan tugas yang lebih
kecil, seperti memasanpapan tanda kecil di jendela mereka yang mengajurkan
pengemudi untuk berkendaraan dengan aman.
Penjelasan
khas yang diberikan untuk efek FITD diperoleh dari teori persepsi diri, yang
berpendapat bahwa individu mulai mengetahui sikap mereka, emosi, dan keadaan
batin yang lain sebagian dari pengambilan kesimpulan mereka dari pengamatan
atas perilaku mereka sendiri. Individu dipandang secara fungsional berada dalam
posisi yang sama seperti pengamat luar yang mengandalkan isyarat eksternal
untuk menyimpulkan keadaan batinnya sendiri.
Pintu-di-Wajah
Pintu-di-wajah
(door-in-the-face/DITF) adalah sisi
sebaliknya dari kaki-di-pintu. Dalam pendekatan ini, orang lebih dalam diminta
untuk membuat sesuatu yang pada pokonya lebih kompleks dibandingkan permintaan
kedua kritis. Sebenarnya, permintaan awal ini dirancang agar menjadi begitu
ekstrem sehingga orang bersangkutan akan menolak. Sesudah penolakan ini,
permintaan keduapun diajukan. Penelitian memperlihatkan bahwa DITF sering akan
meningkatkan kepatuhan dibandingkan sekedar mengajukan permintaan kedua saja.
Mengapa
DITF berhasil? Salah satu alasannya adalah kontras persepsi permintaan kedua
adalah yang kecil akan tampak semakin lebih kecil jika didahului oleh
permintaan awal yang besar. Oleh karena itu DITF dapat dikatakan
keberhasilannya.
PERINSIP
RESIPROSITAS
Seperti
baru saja kita lihat, perinsip resiprositas memberikan titik ungkit yang penting
bagi mereka yang berusaha untuk mempengaruhi perilaku. Kelompok-kelompok agama,
termasuk Hare Krishnas, telah
menggunakan tehnik untuk meningkatkan kepatuhan atas permintaan mereka akan
sumbangan lebih dahulu menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah, seperti
setangkai bunga. Hal ini juga berlaku dalam pemasaran. Sebagai contoh sebuah
perusahaan yang menjual melalui demonstrasi dirumah mengorek calon pembeli dan
menawarkan hadiah atau hadiah atau hadiah uang yang harus diserahkandan bentuk
sap le produk gratis. Perusahaan makanan kerap memperkerjakan seorang untuk
berdiri di lorong-lorong pasar swalayan dan menawarkan belanja untuk memncicipi
produknya. Banyak konsumen sulit menerima sampelnya tanpa mempunyai perasaan
wajib untuk membeli produknya.
PERAN
KOMITMEN
Tindakan membuat komitmen itu
sendiri dapat memiliki pengaruh kuat
pada perilaku sesudahnya. Efek ini dengan jitu diperlihatkan oleh penelitian
yang meminta para subjek memperkirakan panjang dari pelbagai garis. Satu
kelompok diminta menuliskan perkiraan mereka, menandatangi nama merekan dan
menyerahkan formulir kepada pembuat eksperimen. Kelompok kedua memperkirakan
penulisan mereka di atas blocknote. Yang dapat dihapus sebelum orang lain
melihat apa yang telah mereka tulis. Kelompok terakhir menyimpan penilaian
mereka di dalam benak.
PELABELAN
Pelabelan
(labeling) melibatkan pelekatan
semacam gambaran pada seseorang, seperti “ anda baik hati” lebel menyebabkan
oaring memandang diri mereka dengan cara yang diriratkan oleh labelnya. Ini
pada gilirannya meningkatkan kemungkinan mereka bahwa mereka akan menjalankan
perilaku yang konsisten dengan labelnya. Penelitian dalam bidang ini sangant
mendukung di beberapa ranah perilaku, termasuk pemungutan suara, kebiasaan
membuang sampah, dan tindakan amal. Akan
tetapi, pengaruh pelabelan mungkin lumayan singkat. Di dalam sebuah studi,
pelabelan memiliki efek pada perilaku pemungutan suara yang terjadi satu minggu
sesudah label dilekatkan, tetapi bukan pada perilaku pada pemungutan suara yang
dilakukakn 8 bulan silam.
INSENTIF
Insentif
mencakup jajaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, premium,
kontes, undian, rabat, dank upon. Insentif biasanya mewakili suatu komponen penting
dari keseluruhan strategi promosi produk. Sebenarnya pengeluaran dalam bidang
ini telah mencapai tingkat yang luar biasah perusahaan-perusahaan telah
membelanjakan lebih dari $13 miliar untuk aktifitas promosi selama tahun 1968.
Insentif
dam bentuk mainan kecil lazim digunakan oleh pabrik serealia untuk mendorong
pembelian. Akan tetapi, belum lama ini Ralston-purina secara dramatis
menigkatkan ukuran insentif seperti ini dengan memasukkan sepuluh model
chefrolet corvette yang dapat ditukar dengan mobil asli (harganya $29000)
didalam kotak-kotak berbagai merek serealianya. Dasar pemikiran untuk strategi
ini adalah untuk meningkatkan peluang pembelian produk dengan memasukkan
sesuatu didalam kemasan yang akan menarik bagi orang dewasa.
Table
2.
Dampak
kupon pada perilaku pembelian.
Sumber: insights, NPD research, inc,
1979-1982
Teori
Persepsi Diri
Teori
persepsi diri, kekuatan eksternal atau alas an untuk melaksanakan suatu
perilaku bekerja menentang orang yang menghubungkan kinerja perilaku dengan
motivasi internal. Intensif menggambarkan alas an eksternal untuk membeli
produk, konsumen yang membeli suatu produk yang disertai oleh insentif kurang
mungkin menghubungkan konsumen yang melebihi tanpa insentif. Perusakan sikap
terhadap produk ini dicerminkan dengan penurunan angka pembelian ulang.
Ramnalan
teori persepsi diri sehubungandengan dampak factor eksternal di dukung secara
luas, penelitian memperlihatkan bahwa toko makanan yang memperkenalkan merek
baru dengan harga biasa mendapatkan penjualan jangka panjang yang lebih
besardibandingkan dengan toko yang memperkenalkan merek yang sama dengan harga
yang lelbih rendah.
APLIKASI
TUNGGAL VERSUS BANYAK
Insentif
“sekali saja” memang mungkin sering tidak memadai untuk memodifikasi perilaku
jangka panjang. Mungkin diperlukan serangkaian inscutif atau banyak aplikasi
untuk menghasillkan efek yang lebih langgeng pada perilaku pembelian.
Bukti
yang sudah ada, walaupun sangat terbatas, mendukung kefektifan relative dari
program banyak insentif versus pendekatan sekali saja. Sebagai contoh sampel
gratis dengan kupon terlihat menghasilkan angka pembelian awal yang lebih
tinggi dibandingkan sampel tanpa kupon. Demikian pula hanya, kupon dalam
kemasan didapatkan meningkatkan pembelian ulangdibandingkan dengan kupon dalam
media dan korting harga. Keunggulan yang di amati ini konsisten dengan ide
bahwa insentif yang membantu memodifikasi perilaku sepanjang waktu akan
mengalahkan insentif yang tidak melakukian hal di atas. Penelitian lebih jauh
sangat diperlukan untuk menjelaskan efek jangka pendek dan jangka panjang dari
program insentif alternatif.
Fokus
Pada Produk
Rothchild
dan Gaidis juga berpendapat bahwa satu lagi pertimbangan yang penting adalah sejauh
mana insentif berfokus pada produk. Menurut mereka, insentif yang berpusat pada
produk lebih unggul disbandingkan dengan yang tidak. Karena alasan ini, korting
harga dan rabat dianggap merupakan insentif yang buruk karena menekankan hal
keuangan. Sebaliknya sampel gratis unggul karena berfokus pada nilai produk.
Teknik
“Itu Belum Semua”
Pemakaian
ini insentif yang menarik untuk mendapatkan kepatuhan adalah teknik “itu belum semua”. Prosedur ini berupa
pebawaran produk pada satu harga dan kemudian mempermanis transaksi sebelum
orang bersangkutan merespon terhadap tawaran awal.
Keefektifan
teknik imi sudah ada dalam konteks penjualan di dalam senuah toko roti di
universitas setempat. Kue-kue panjang tanpa harga. Jika orang menanyakan
harganya, sebagian sebagian diberitahu harga kue-kue itu 75 sen, yang sudah
mencakup harga dua kuekering.
DIAGNOSIS PERILAKU PROSES KEPUTUSAN
IKLAN VERSUS PROMOSI
PENJUALAN: DAMPAK PADA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manajer
pemasar senior yang baru di angkat untuk sebuah rantai produk oli dan bensin
yang besar di gunakan oleh kenyataan bahwa penjualan eceran oli mesin di pompa
bensin mengalami kemacetan selama banyak tahun. Sebenarnya, penjualan
benar-benar merosot selama beberapa bulan pertama tahun ini.
Sekitar
$2,5 juta dihabiskan untuk iklan konsumen dalam bentuk iklan televise dan
radio. Lebih jauh, anggaran iklan telah meningkat hamper 25 persen selama lima
tahun terakhir. Iklan-iklan tersebut menekankan pada kualitas tahan lama dari
merek premium ini. Pesan ini berubah sedikit sekali walaupun pelbagai bentuk
pelaksanaan kreatif telah dilaksanakan.
Analisis
penjualan yang cermat menegaskan kecurigaan manajer bahwa iklan hanyua memiliki
sedikit atau tidak ada dampak sama sekali pada konsumen. Akan tetapi analisis
ini menyingkapkan sebuah kejutan besar penjualan oli mesin eceran meningkat
hanya ketika ada tayangan khusus yang menonjolkan pengurangan harga dari tipe
yang sama. ketika promosi seperti ini tidak diputar, volume segera kembali
ketingkat yang rendah. Tiga kelompok focus konsumen juga diadakan untuk
menyingkapkan dinamika utama dalam pembelian oli mesin. Kesimpulannya sederhana
dan langsung ke pokok persoalan: semua
merek lebih kurang sama ; sama mencari yang termurah
MENDIAGNOSIS MOTIVASI
DAN PERILAKU KONSUMEN
Tim
manajemen oli mesin ini seharusnya memperoleh manfaat dengan meluangkan waktu
untuk merefleksikan proses keputusan konsumen secara lebih mendalam. Dengan
mengajukan pertanyaan yang benar, mereka dapat menghindari kesimpulan yang
salah.
Table
dibelakang memberikan anda beberapa pertanyaan diagnostic yang di usulkan dan
dikelompokkan di bawah lima fase utama dalam proses keputusan konsumen. Anda
akan dengan cepat melihat bahwa satu pola jawaban menandakan PMD, yang satu
lagi PMT, dan seterusnya.
Table 3
Mendiagnosis Proses
Pengambilan Keputusan Konsumen
Motivasi
dan pengenalan kebutuhan
|
Pencarian informasi
|
Evaluasi alternative
a. Mana
yang lebih menonjol di dalam evaluasi?
b. Seberapa
komplek evaluasinya (missal, menggunakan satu atribut sebagaimana berlawanan
dengan beberapa atribut dalam kombinasi)?
a. Mana
yang paling menonjol di dalam evaluasi?
b. Seberapa
kompleks evaluasinya?
a.
Apa yang dipercaya sebagai hal
yang benar mengenai karakteristik dan ciri dari masing-masing?
b.
Apakah mereka disarankan berbeda
didalam hal-hal yang penting, atau apakah mereka pada dasarnya di pandang
sama?
c.
Sikap apa yangdipeganng dengan
sehubungan dengan pembelian dan pemakaian masing-masing?
d.
Niat pembelian apa yang di
ekspresikan, dan kapan niat ini akan paling mungkin di wujudkan dengan
pembelian dan pemakaian?
|
Pembelian
|
Hasil
a.
Jika tidak, mengapa?
b.
Jika ya, apakah niat mencerminkan loyalitas merek
atau inersia?
|
Table 4
Karakteristik Perilaku
Proses-Keputusan.
Pemecahan Masalah Diperluas (PMD)
|
Pemecahan Masalah Terbatas (PMT)
|
Motivasi dan
Pengenalan Kebutuhan
1.
Keterlibatan dan resiko yang dirasakan tinggi
|
1.
Keterlibatan dan resiko yang dirasakan rendah
|
Pencarian
Informasi
1. Motovasi
kuat untuk mencari
2. Banyak
sumber yang digunakan termasuk media, teman, dan komunikasi tempat penjualan
3. Informasi
diproses secara aktif dan cermat
|
1. Motovasi
rendah untuk mencari
2. Pemaparan
iklan bersifat pasif, dan pemrosesan informasi tidak mendalam
3. Perbandingan
tempat penjualan mungkin terjadi
|
Evaluasi
Alternatif
1.
Proses evaluasi yang cermat
2.
Banyak criteria evaluasi yang digunakan, dengan
sebagian lebih menonjol dibandingakan yang lain
3.
Alternative yang disarankan berbeda secara
signifikan
4.
Strategi konpensasi dimana kelemahan pada atribut
tertentu dapat di imbangi oleh yang lain
5.
Keyakinan dan sikap dipegang kuat
|
1.
Proses evaluasi yang tidak cermat
2.
Criteria dalam jumlah terbatas, focus pada yang
paling menonjol
3.
Alternative disarankan pada dasar yang sama
4.
Strategi non konpensasi, menghapus
alternative-alternatif yang dirasa kurang pada atribut yang menonjol
5.
Keyakinan, sikap, dan niat tidak dipegang kuat
6.
Pembelian dan percobaan dapat menjadi sarana utama
dalam evaluasi
|
Pembelian
1.
Akan berbelanja di banyak tempat penjualan jika
perlu
2.
Pilihan tempat penjualan mungkin memerlukan proses
keputusan
3.
Negosiasi dan komunikasi tempat penjualan sering
diperlukan
|
1.
Tidak termotivasi untuk berbelanja secara
ekstensif.
2.
Kerap lebih menyukai swalayan
3.
Pilihan kerap didorong oleh peragaan intensif
ditempat penjualan
|
Hasil
1.
Keraguan dapat memotivasi kebutuhan akan
penentraman pasca penjualan
2.
Kepuasan sangat penting dan loyalitas adalah
hasilnya
3.
Termotivasi untuk mengusahakan ganti rugi
seandainya ada ketidak puasan
|
1.
Kepuasan memotivasi pembelian ulang karena
inersia, bukan loyalitas
2.
Konsekuensi ketidak puasan adalah pergantian merek
|
MODEL
PROSES KEPUTUSAN YANG DIPERLUAS
Kita beralih barang ke
perspektif yang diperluas didalam bentuk model yang lebih rinci dari proses
pengambilan keputusan. Ini akan memberkan anda kerangka acuan yang lebih
menyeluruh untuk diskusi berikutnya.
Model tidak lebih dari
pada replica fenomena, yang dirancang untuk menggambarkan fenomena tersebut.
Model menetapkan blok-blok pembangunan (variabel), cara-cara dimana blok-blok
tersebut saling berhubungan (panah yang utuh untuk berhubungan langsung dan
panah yang putus-putus untuk hubungan tak langsung atau umpan balik), dan hasil
ketika model digerakkan oleh pelbagai kekuatan.
Model jenis ini
menawarkan beberapa keuntungan:
1. Penjelasan untuk perilaku diberikan,
adalah mungkin untuk memahami secara visual apa yang terjadi sebagai perubahan
variabeldan keadaan.
2. Sebagai kerangka acuan diberikan
untuk penelitian, Kesenjangan dalam pengetahuan dan
pengertian menjadi jelas dengan cepat, dan adalah mungkin untuk menetapkan
perioritas penelitian.
3. Fondasi diberikan untuk system
informasi manajemen, seperti sudah kita lihat, pemakaian
model secara tepat menyingkapkan jenis-jenis informasi yang diperlukan untuk
mengerti proses keputusan konsumen yang berada dan memberikan wawasan esensial
untuk strategi pemasaran.
PEMECAHAN MASALAH DIPERLUAS (PMD)
Model yang diperlukan
disini sudah disempurnakan selama lebih dari dua dasawarsa dan telah mengalami
banyak perubahan dari versi aslinya tahun 1968. Pemanfaatan kasus pengambilan
keputusan yang spesifik akan membantu dalam memahami model tersebut dan
implikasinya. Pastikanlah membaca, konsumen
lebih focus sebelum melanjutka lebih jauh.
Pengenalan Kebutuhan
Yang menggenalkan
kebutuhan pada tahap awal, penjelasan ketiga dibawah ini akan menjelaskan
pengenalan kebutuhan: 1). Informasi yang disimpan didalam ingatan. 2).
Perbedaan individual, dan 3). Pengaruh lingkungan. Manapun dari ketiga hal ini
yang bekerja sendiri-sendiri atau secara bersamaan dapat memicu pengenalan
kebutuhan.
Karena keterlibatan
tinggi, PMD diprakarsai oleh aktivasi motif yang secara sentral berhubungan
dengan motif sendiri. Begitu pula pengaruh social normatif dapat menjadi relevan
dalam situasi pembelian dimana respon orang lain mengasumsikan kepentingan.
Oleh karena itu, pengenalan kebutuhan mungkin bersegi banyak kompleks.
Pencarian Informasi
Langkah berikutnya
sesudah mengenalkan kenutuhan adalah pencarian internal kedalam ingatan untuk
menentukan apakah cukup banyak yang diketahui mengenai pilihan yang tersedia
untuk memungkinkan pilihan dibuat tanpa pencarian informasi lebih jauh. Ini
kerap terbukti memadai di dalam situasi dalam keterlibatan rendah, tetapi
pencarian eksternal biasaynya akan diperlukan jika kasusnya tidak demikian.
Gambar 1
Tiga Determinan Pengenalan Kebutuhan
Evaluasi Alternatif
Rantai
efek paling lazim dari informasi yang diproses pada evaluasi alternatif dimulai
dengan pembentukan dan perubahan dalam kepercayaan mengenai produk atau merek
dan atributnya, di iktui dengan peralihan dalam sikap terhadap tindakan
pembelian. Dengan segalanya sama, hal ini menghasilkan niat untuk bertindak
secara konsisten dengan sikap dak akhirnya dengan tindakan dan prilaku itu
sendiri.
Evaluasi
alternatif memanfaatkan criteria evaluasi standard dan spesifikasi yang di
gunakan oleh konsumen untuk membandingkan produk dan merek yang berbeda. Dengan
kata lain, ini adalah hasil yang di inginkan dari pembelian dan konsumsi dan
dinyatakan dalam bentuk atribut yang lebih disukai.
Pembelian
Dan Hasilnya
Melengkapi
model keputusan dengan menggambarkan pembelian dan hasilnya. Pembelian paling
sering terjadi dalam jenis tempat penjualan tertentu, walaupun diskusi kita di
dalam perilaku konsumen ini memperlihatkan pertumbuhan yang luar biasa dalam
pembelanjaan rumah tangga dari pelbagai jenis. Akan tetapi, ruang pamer mobil
akan mempertahankan peranannya yang sekarang karena wiraniaga dan bahan
ditempat penjualan merupakan bagiuan penting dari perilaku pencarian untuk
sebagian besar pembeli. Acap kali tingkat keterampilan penjualan yang tinggi
diperlukan. Sebab telah menanamkan banyak dalam pengembangan penyalur dan
jaringan servisnya, dan strategi ini tampaknya berhasil.
PEMECAHAN
MASALAH TERBATAS (PMT)
Kita
bergerak kearah ujung lain dari kontinium pemecahan masalah dan menhampiri
titikl ekstrim (PMT) ketika konsumen tidak terlalu terlibatdengan alternatif.
Biasanya pilihan yang tersedia sama dalam karakteristik esensial, dan ada lebihsedikit
kebutuhan untuk pembelajaran komparatif.
Dalam
kondisi dengan keterlibatan rendah dengan kebanyakan pembeli kurang termotivasi
untuk mencari secara ekstensif dan terlibat di dalam evaluasi alternative yang
ketat. PMD dan PMT bukanlah proses keputusan yang pada hakikatnya berbeda,
karena keduanya melibatkan tahap_tahap yang sama, yang berkisar dari pengenalan
kebutuhan hingga hasil. Perbedaanya terletak pada sejauh mana waktu dan usaha dicurahkan untuk pencarian informasi
eksternal dan evaluasi alternatif. Acap kali ini terjadi ketika pembeli
menatap rak.
Pengenalan
Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan sering bersifat
langsung. “kita kehabisan obat kumur. Belilah dalam perjalanan pulang”. Kondisi
kehabisan persediaan jenis ini adalah pemrakarsa pembelian yang utama. Dan
seperti sudah kita bicarakan di dalam keinginan akan variasi juga lazim,
khususnya dengan barang makanan.
Pencarian
Informasi
Pencarian informasi yang dimotivasi
sebelum berbelanja, jika memang dijalankan, kerap dibatasi dengan strategi
seperti melihat sekilas iklan yoko makanan untuk mengetahui harga khusus. Namun
studi POPAI yang dilaporkan di dalam konsumen
dalam fokus. Menunjukan bahwa bahkan inipun berkurang.
Pembelian
dan Hasil
Pembelian biasanya dilakukan dengan
kesengajaan minimum dan pengambilan keputusan lebih jauh. Percobaan berfungsi
sebagai metode utama dalam metode alternative. Jika memenuhi atau melebihi
harapan, hasil tersebut merupakan niat untuk membeli ulang. Namun, niat seperti
ini tidak menghasilkan loyalitas merek. Ada alas an lain yang dapat diterima
pula.
Ketidak
puasan tentu saja akan paling mungkin menghasilkan pergantian merek. Namun,
pembelian beresiko rendah tidak menjadikan ketidak puasan sebagai hasil yang
tidak penting sekali seperti yang akan terjadi seandainya konsekuensinya lebih
besar. Keluhan dan usaha untuk mendapat ganti rugi mungkin tidak sepadan dengan
waktu dan pengeluaran.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KEBIASAAN
Salah
satu cara dimana konsumen mengatasi tuntutan atas waktu dan energy mereka
adalah dengan merutinkan prosesnya. Oleh karena itu, perilaku pengulangan
dengan cepat bias menjadikan kebiasaan, yang dicirikan dengan ketidak pencarian
informasi eksternal dan evaluasi alternatif. Pengenalan kebutuhan memicu
respons “ beli benda yang sama”.
Loyalitas
Pada Merek Versus Inersia
Adalah
membantu untuk membedakan antara jenis-jenis utama pembelian berdasar
kebiasaan. Dan orang wanita eksekutif membeli membeli anggur dengan merek yang
sama. yang seorang tersebut begitu karena ia yakin anggur tersebut memiliki
aroma ini. Begitu pula, teman-temannya mengomentari dengan penuh penghargaan
ketika anggur tesebut disajikan. Karena penting untuk menyajikan “yang benar”
keterlibatanpun tinggi dan kebiasaan pembelinya mencerminkan loyalitas pada
merek.
Implikasi
Dari Loyalitas Yang Kuat
Tingkat
loyalitas pada merek yang tinggi adalah dari salah satu asset yang paling
dipunyai oleh seorang pemasar. Oini adalah karena sikap yang sangat mendukung
menolak perubahan, sehingga membuat jalan masuk pesaing sulit dan sekaligus mahal.
Ketika diregulasi membuka pintu
untuk perusahaan-perusahaan baru memasuki bidang telepon jaarak jauh, dengan
cepat dirasakan tidak dapat disingkirkan dengan mudah. Sesudah pelayanan seumur
hidup banyak pelanggan jarak jauh menolak untuk memikirkan perpindahan walaupun
ada penghematan harga yang berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar